Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2010

Membangun Surga Kita Sendiri di Rumah

"Kita bisa membangun surga kita sendiri di rumah," kata seorang aktor setelah hampir capai menunggu seumpama Godot. Harapan, cita-cita, mimpi, dan apa pun sebenarnya tak harus jauh-jauh dicari," Barangkali inilah yang hendak disampaikan Komunitas Berkat Yakin (Kober) yang mementaskan Rumah atawa Berkunjung ke Rumah Nenek dalam Pementasan Teater Kala Sumatera di gedung teater tertutup Taman Budaya Lampung (TBL), Jumat (29-5). Pentas ini sekaligus menutup pergelaran yang diadakan Teater Satu bekerja sama dengan Hivos. Dahsyat! Meminjam ucapan seorang aktor dalam lakon, memang tidak berlebihan untuk menyebut pentas Kober ini. Ditulis keroyokan (tim Kober) dan disutradarai Ari Pahala Hutabarat, Kober mampu menyajikan pementasan yang hidup, meskipun terasa lambat. Pada awal pentas penonton sudah dibuat terkesima gerakan aktor/aktris yang berlarian di atas panggung. Pengekspresian perasaan muram dan kebingungan dari masing-masing aktor/aktris patut diacungi jempol. Set pangg...

Hidup ini Banal: Jadi, Nikmati Saja

"Kaulah kini yang harus bercerita. Selesai sudah. Tak ada lagi yang dapat kukenang,". Itulah sepenggal dialog yang menggambarkan pergolakan batin seseorang -perasaan antara ingin menafikan dan mempertahankan sebuah kenangan, pada pementasan Kisah-kisah yang Mengingatkan (90 Menit yang Hilang Darimu) karya Iswadi Pratama, Teater Satu Lampung, di Gedung Teater Tertutup Taman Budaya Lampung, Jumat (4-12). "Bahkan kini aku tak tahu, apakah aku harus menujumu atau menjauhimu,". Teater Satu Lampung mementaskan sebuah pertunjukan yang mereka namakan teater puitis. Kalimat-kalimat puitis hasil torehan Sitok Srengenge adalah kekuatan dalam lakon ini. Inti teks itu berkisar pada pertanyaan-pertanyaan sepasang kekasih untuk menemukan apa yang mempesona di tengah banalitas hidup. Bahasa, khususnya bahasa sastra menjadi faktor yang utama pada nilai-nilai artistik dan estetika dalam lakon tersebut. Sehingga, set panggung yang minimalis pun tidak menjadi suatu kekurangan dalam p...

Tarian dalam Realitas Kehidupan

"Seni merupakan pantulan dari realitas sosial yang dimana seniman hidup dan menjadi bagian dari lapisan sosialnya (G.V. Plekhanov, 1957)". Dua orang pemuda bertubuh pejal berpakaian hitam-hitam itu duduk berhadapan. Mata mereka saling menatap. Kemudian dengan gerakan yang ganjil, mereka saling memiting. Tak lama kemudian, empat orang pemuda bertubuh dan berpakaian yang sama berjalan perlahan dengan kepala tertunduk dari sisi kanan kiri. Dua pemuda tersebut kemudian bergabung dengan mereka. Awalnya hanya terdiam dengan sesekali gerakan-gerakan kecil. Sementara musik yang mengalun makin meningkatkan tempo, seiring gerakan keenam pemuda yang tampak liar namun dengan tempo yang rapi dan kompak. Keenam pemuda tersebut saling berpasangan, namun pada beberapa kesempatan terlihat seperti berganti pasangannya, yang kemudian diakhiri dengan tatapan mencemooh dari pasangan yang ditinggalkan. Mereka melompat, berlari, berdiri di atas kedua tangan dan kepala. Seperti sebuah kerusuhan. Ad...

Aruk: Jujur, apakah salah?

"Salahkah menjadi polos atau jujur?". Hal itu menjadi semacam gugutan yang dilontarkan oleh tokoh Aruk dalam lakon "Aruk Gugat" karya Iswadi Pratama pada pentas teater yang digelar Teater Satu Lampung, Jum'at (12-3). Dalam lakon "Aruk Gugat" tersebut tergambar dengan gamblang, menjadi "orang polos" pada zaman sekarang ini cenderung tidak mendapatkan tempat, terlebih dalam kehidupan publik. Dan, sore itu, Aruk Gugat menampilkan sebuah sajian teater yang segar, bernas sekaligus reflektif. Naskah Aruk Gugat --diangkat dari cerita rakyat Lampung dan baru pertama kali dimainkan secara utuh di Lampung tersebut, menceritakan tentang seorang anak bernama Aruk, dimainkan dengan sangat baik oleh Sugianto. Aruk adalah anak yang agak pandir atau polos tetapi baik hati, dimana ia harus menanggung ambisi ayahnya, untuk meneruskan kejayaan silsilah bangsawan yang mengalir di darahnya. Cerita kemudian berkembang dengan berbagai kesialan yang menimpa Aruk p...

Mayday dan Kesejahteraan Buruh

Mayday adalah Hari Buruh Sedunia. Namun, apakah kesejahteraan buruh sudah terpenuhi? Apakah Mayday hanya sebagai seremoni? Sebuah truk terbuka berukuran sedang berwarna biru dengan tulisan yang mencolok dibagian belakangnya membelah kemacetan di JL. Soekarno--Hatta yang bermuara di lampu merah Kalibalok pagi itu, Selasa (27-4). Matahari baru saja menyembul di ufuk timur. Namun, udara pagi yang seharusnya bersih dan segar tidak terasa di Jalan Lintas Sumatera tersebut. Debu-debu beterbangan disela truk-truk beragam ukuran yang memadati jalan itu. Di bak terbuka truk itu, terlihat 3--5 orang berdiri berpegangan pada sisi bak. Seorang pria separuh baya tampak asyik menghisap rokoknya dalam-dalam sambil memegangi topi pancingnya yang hampir terbang terbawa angin. Truk itu kemudian berhenti di depan Hotel Nusantara. Orang-orang yang berdiri di bak truk itu lalu melompat turun, kemudian bergabung dengan orang-orang yang sedang berdiri di sisi JL. Tirtayasa. Rahmad (42) nama pria separuh baya...

Saminem Berjuang untuk Cucu dan Suaminya

"Senandung mbah mengalunkan tembang/dengan syair kesahajaan/pantang mengemis tetapkan kehalalan/dan aku mengalirkan air mata panasku/pada nyala temaram di tengah tumpukan kacang rebus/pada tiap magrib di pinggir jalan," (sajak Sebatang Lilin Mbah Kacang, ditulis oleh Kyokoque dari http://www.kyokoque.wordpress.com/ ) Seorang perempuan tua dengan resam yang bersahaja, mengenakan batik dan kain jarik, berjalan agak lambat, menyeruak diantara hiruk pikuk orang yang berjalan dan berjualan di sebuah gang sempit Lorong King, Bandar Lampung. Agak bising. Suara-suara penjual yang menawarkan dagangan dan pembeli yang tawar menawar, menjadi latar belakang aktifitas sehari-hari yang telah puluhan tahun ia jalani. Seperti tidak memperdulikan keriuhan tersebut, Saminem (85), kemudian duduk di ujung gang sempit tersebut. Setelah membenarkan kain jarik yang dikenakannya, ia lalu menata barang dagangannya dengan tangannya yang kurus dan keriput. Sebuah tampah bambu yang dialasi bakul beruk...